Minggu, 24 Maret 2013

Pemanfaatan Radioisotop dalam Bidang Pertanian


MakalahPemanfaatan Radioisotop dalam bidang pertanian





                                                     
D
I
S
U
S
U
N

Oleh
Nama            : Ria Pertiwi
NIM             : 4113210023
Jurusan         : Kimia Non Dik

Mata Kuliah : Radiokimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena hanya dengan berkat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam gelap ke alam yang terang benderang, dari alam jahiliyah ke alam yang penuh berkah ini. Saya mengucapkan terima kasih Ibu DR. Iis Siti Jahro M.Si selaku dosen mata kuliah Radiokimia. Dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya berupa materiil maupun non materiil, karena tanpa bantuan pihak-pihak tersebut saya tidak mungkin dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu, saya pun mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang saya kutip tulisannya sebagai bahan rujukan.
Saya menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampu saya. Saya berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi siapa saja yang membacanya.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat pemenuhan kompetensi mata kuliah Radiokimia. Makalah ini saya buat satu jilid yang berisi tentang “PEMANFAATAN RADIOISOTOP DIBIDANG PERTANIAN”.  Makalah ini menjelaskan tentang sejarah penemuan radioaktif atau radioisotop, pengertian radioaktif, stabilitas inti, sinar-sinar radioisotop, peluruhan, deret keradioaktifan, reaksi inti, radioisotop sebagai perunut, penggunaan tenaga atom dan radioisotop, radio isotop dalam bidang pertanian, bahaya zat radioaktif, dan produksi radioisotop Dalam tiap subbab yang dibahas merupakan informasi yang sesuai dengan materi yang sedang dibahas.
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini. Jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.


Medan, Februari 2013



Ria Pertiwi
4113210023


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..  i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….   ii

BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang .…………………………………………………………………..    1
2.      Pembatasan Masalah ……..……………………………………………………....    1
3.      Tujuan Makalah ……………………………………………………………….…    2
4.      Manfaat Makalah ……………..……………………………………………….…    2

BAB II ISI
RADIOISOTOP
1.    Sejarah Penemuan Radioaktif atau Radioisotop ………………….…………….     3
2.    Pengertian Isotop…….…………………………………………………………..     3
3.    Stabilitas Inti……………………………………………………………….. …...     4
4.    Sinar-sinar Radioisotop………………………………………………………….      5
5.    Peluruhan…………………………………………………………………………    5
6.    Deret Keradioaktifan……………………………………………………………..    8
7.    Reaksi Inti………………………………………………………………………..     9
8.    Radioisotop Sebagai Perunut…………………………………………………….     9
9.    Penggunaan Tenaga Atom dan Radioisotop……………………………………..    10
10.  Radioisotop dalam bidang pertanian……………………………………………..    10
11.  Bahaya Zat Radioaktif…………………………………………………………...    12
12.  Produksi Radioisotop…………………………………………………………….    13

BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan ………………………………………………….…………………..     14
2.      Saran …………………………………………………………………………….     14




BAB  I
PENDAHULUAN
1.             Latar Belakang
Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran sinar) secara spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha α (sama dengan inti 4He), partikel beta (β), dan partikel gamma (γ).
Ciri lain dari zat radioaktif  adalah bahwa setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis lebih besar daripada 70 kBq/kg atau 2 nCi/g (tujuh puluh kilobecquerel per kilogram atau dua nanocurie per gram). Angka 70 kBq/kg (2 nCi/g) tersebut merupakan patokan dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umum-nya yang ditetapkan berdasarkan ketentuan dari Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency). Namun, masih terdapat beberapa zat yang walaupun mempunyai aktivitas jenis lebih rendah daripada batas itu dapat dianggap sebagai zat radioaktif karena tidak mungkin ditentukan batas yang sama bagi semua zat mengingat sifat masing-masing zat tersebut berbeda.
Tetapi masyarakat awam, radioisotop masih memberikan kesan menyeramkan dan bahkan menakutkan. Namun, sesungguhnya radioisotop telah memberikan kontribusi yang berarti dalam kehidupan manusia. Mereka memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Oleh sebab itu mulai dari sekarang kita tidak boleh takut terhadap radioisotop. Sebenarnya radioisotop bukanlah sesuatu yang menyeramkan bagi kehidupan manusia melainkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan berguna bagi kehidupan manusia. Selain di bidang kesehatan, radioisotop juga dapat dimanfaatkan dalam bidang industri, pertanian, arkeologi, pertambangan, kimia dan kesenian.
2.             Pembatasan Masalah

1.      Isotop-isotop radioaktif yang tidak stabil
2.      Mekanisme peluruhan radioisotop
3.      Manfaat radioisotop.
4.      Efek atau bahaya peluruhan radioisotop


3.      Tujuan Makalah

1.      Mengetahui ciri-ciri zat radioaktif
2.      Megetahui isotop-isotop radiaktif yang sangat tidak stabil
3.      Mengetahui mekanisme peluruhan radiosiotop
4.      Mengetahui manfaat dari radioisotop
5.      Mengetahui efek dari peluruhan radioisotop

4.      Manfaat Makalah

Mahasiswa serta pembaca dapat :
1.      Menambah informasi mengenai zat-zat radioaktif (zat radioisotop)
2.      Mengetahui radioisotop yang dapat dimanfaatkan
3.      Mengetahui efek zat radioaktif dan bagaimana cara menanganinya


BAB II
RADIOISOTOP
Sejarah penemuan zat radioaktif diawali pada tahun 1895, ketika Wilhelm Konrad Rontgen (1845-1982) berhasil mengamati unsur yang dapat memancarkan sinar yang disebut sinar X. Kemudian pada tahun 1896, Antoine Henri Becguerel (1852-1908) mengamati garam uranium, kalium uranil sulfat dapat memancarkan radiasi dan menembus kertas yang menutupi pelat fotografi. Ketika ia meletakkan pelat film di sekitar uranium, pelat film tersebut kemudian menjadi hitam. Gejala fosforesensi (phosporesence) dan fluoresensi (fluoresence) tidak dapat menjawab fenomena penyebab penghitaman pelat film di sekitar uranium. Akhirnya, Becqeurel berkesimpulan bahwa penyebabnya adalah sinar yang dipancarkan secara spontan oleh uranium. Sinar ini kemudian disebut sebagai sinar radioaktif. Sedangkan unsur-unsur yang memancarkan sinar radioaktif disebut unsur radioaktif.
Tiga tahun kemudian, yaitu pada tahun 1986, suami-isteri Marie Curnie (1867-1934) dan Piere Curie (1859-1906) berhasil mengisolasi dua unsur baru dari radioaktif uranium, kedua unsur tersebut adalah Polonium dan radium.
2.      Pengertian Radioisotop
Radioisotop adalah isotop-isotop radioaktif. Jadi radioisotop memancarkan sinar radioaktif, seperti sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma yang dapat dideteksi dengan alat khusus. Sedangkan isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil. Jadi di samping radioisotop alami ada juga radioisotop buatan.
Dengan menggunakan alat deteksi dapat diketahui adanya radiasi atau instensitas radiasi dan juga dapat di tentukan jumlah radioisotope yang terdapat dalam suatu bahan. Radiasi pada materi dapat menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui dampak yang ditimbulkan radiasi dapat berupa:
v  Ionisasi
Dalam hal itu partikel radiasi menabrak electron dari atau molekul zat yang dilalui melalui sehingga terbentuk ion positif dan ion tenion.
v  Eksitasi
Dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan electron terlepas dari atom atau molekul zat tetapi hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
v  Pemutusan ikatan kimia
Radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif mempunyai energi yang dapat memutuskan ikatan-ikatan kimia.
Penggunaan radioisotop dapat dibedakan menjadi dua: sebagai penurut dan sumber radiasi. Radioisotop dipergunakan sebagai sebagai penurut karena perpindahannya dapat ditelusuri berdasarkan radiasi yang dipancarkan. Dan sebagai sumber radiasi karena daya tembus radiasinya serta akibat radiasi terhadap bahan yang dilaluinya.
3.      Stabilitas Inti
Dalam inti atom terdapat proton dan neutron yang disebut nucleon (partikel penyusun inti). Suatu  inti atom (nuklida) ditandai jumlah proton dan jumlah neutron. Secara umum nuklida dilambangkan dengan:
            Symbol nuklida:
            X = unsur radioaktif
            A = nomor massa / nukleon (jumlah p+ n)
            Z = nomor atom (jumlah p)
Macam-macam nuklida:
  • Isotop: nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi jumlah neutron berbeda.
  • Isobar : nuklida yang mempunyai jumlah nucleon sama tetapi jumlah proton berbeda.
  • Isoton: nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.
Inti atom tersusun dari partikel proton dan neutron. Kestabilan inti tidak dapat diramal dengan suatu aturan, namun ada beberapa aturan empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan yang radioaktif.
a.       Semua inti mengandung 84 proton (Z = 84) atau lebih tidak stabil.
  1. Aturan Ganjil Genap
Diamati bahwa inti yang yang mengandung jumlah proton genap dan jumlah neutron genap lebih stabil dari inti yang mengandung jumlah proton dan neutron ganjil.
Inti yang stabil apabila memiliki harga n/p =1. Kestabilan inti dapat digambarkan sebagai berikut:
http://rinioktavia19942.files.wordpress.com/2011/07/17.jpg?w=490
Sampai dengan nomor atom 80 inti-inti stabil semakin besar angka banding neutron dengan proton. Inti  adalah inti stabil terberat yang angka banding neutron-protonnya adalah 1. Inti yang tidak stabil (bersifat radioaktif) memiliki perbandingan n/p di luar pita kestabilan, yaitu:
1)      di atas pita kestabilan
2)      di bawah pita kestabilan
3)      di seberang pita kestabilan
4.      Sinar-sinar Radioisotop
Dari hasil penelitian selanjutnya terdapat tiga sinar radioaktif yaitu sinar alfa , sinar beta , dan sinar gamma . Selain menghitamkan pelat film, ketiga sinar tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
  1. Sinar alfa
v  Sinar alfa bermuatan positif (2+).
v  Dibelokkan oleh medan listrik
maupun medan magnet.
v  Memiliki daya tembus yang paling rendah dibandingkan sinar beta maupun   gamma.
  1. Sinar beta
v  Sinar beta bermuatan negatif (1).
v  Dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
v  Memiliki daya tembus yang lebih besar dari sinar alfa, tetapi di bawah sinar gamma.
  1. Sinar gamma
v  Sinar gamma tidak bermuatan sehingga tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
v  Sinar gamma memiliki daya tembus yang paling kuat di antara ketiga sinar radioaktif yang ada.
5.      Peluruhan
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa sinar alfa, beta, dan gamma termasuk sinar radioaktif. Demikian halnya dengan partikel-partikel radioaktif lain, sinar-sinar tersebut juga mengalami peluruhan. Mekanisme peluruhan sinar-sinar radioaktif dapat dijelaskan sebagai berikut.

  1. Peluruhan alfa
Adalah salah satu bentuk peluruhan radioaktif dimana sebuah inti atom berat tidak stabil melepaskan sebuah partikel alfa dan meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan nomor massa empat lebih kecil dan nomor atom dua lebih kecil dari semula.
dimana X dan X' menyatakan jenis inti yang berbeda.
Bentuk kedua juga digunakan karena, bagi pengamat awam, bentuk pertama tampak tidak stabil secara listrik. Pada dasarnya, inti yang baru terbentuk akan segera melucuti dua elektronnya untuk menetralisir kation helium yang lapar. Partikel alfa sebenarnya adalah sebuah inti helium. Inti helium merupakan inti stabil dengan nomor massa dan nomor atom yang kekal. Peluruhan alfa dapat dianggap sebagai sebuah reaksi fisi nuklir sebab inti induk terpecah menjadi dua inti "anak" (daughter). Peluruhan alfa adalah salah satu contoh dari efek terowongan dalam mekanika kuantum. Tidak seperti peluruhan beta, peluruhan alfa diatur oleh gaya nuklir kuat.
2.      Peluruhan beta
Adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta (elektron atau positron). Pada kasus pemancaran sebuah elektron, peluruhan ini disebut sebagai peluruhan beta minus (β), sementara pada pemancaran positron disebut sebagai peluruhan beta plus (β+). Pada tingkatan partikel dasar, peluruhan beta terjadi karena konversi sebuah quark bawah menjadi sebuah quark atas oleh pemancaran sebuah boson W.
Pada peluruhan β, interaksi lemah mengubah sebuah netron menjadi sebuah proton ketika sebuah elektron dan sebuah anti-neutrino dipancarkan.
Elektron yang dipancarkan bukanlah elektron orbital. Juga bukan elektron yang semula berada di dalam inti atom, karena asas ketidakpastian melarang elektron hadir di dalam inti atom. Elektron tersebut “diciptakan” oleh inti atom dari energi yang ada. Jika beda energi diam antara kedua inti atom sekurang-kurangnya E=mc², maka hal tersebut memang mungkin terjadi.
Dalam peluruhan β+, sebuah proton dikonversi menjadi sebuah netron, sebuah positron dan sebuah neutrino.
Jadi, tidak seperti peluruhan beta minus, peluruhan beta plus tidak dapat terjadi dalam isolasi, sebab harus ada suplai energi dalam proses “penciptaan” massa, karena massa netron (sebagai inti anak) ditambah massa positron dan neutrino lebih besar daripada massa proton (sebagai inti induk).
Jika proton dan netron merupakan bagian dari inti atom, proses peluruhan men-transmutasikan satu elemen kimia ke dalam bentuk lainnya.
  1. Peluruhan Gamma
Merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar gamma dihasilkan oleh transisi energi inti atomdari suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Saat transisi berlangsung terjadi radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sinar gamma bukanlah partikel sehingga tidak memiliki nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan sinar-γ tidak dihasilkan inti atom baru.
Inti yang tidak stabil akan mengalami peluruhan yaitu proses perubahan dari inti yang tidak stabil menjadi inti yang lebih stabil.
Jenis radiasi yang dipancarkan dari peluruhan zat radioaktif dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel Sifat radiasi dan partikel dasar penyusun inti
Partikel Dasar
Massa Relatif
Muatan
Simbol
Jenis
Alfa
4
+2
α ,
Partikel
Beta
0
-1
β- ,
Partikel
Positron
0
+1
β+ ,
Partikel
Gamma
0
0

Gelombang electromagnet
Proton
1
+1
,
Partikel
Neutron
1
0

Partikel
Inti atom yang tidak stabil akan mengalami peluruhan menjadi inti yang lebih stabil dengan cara:
a.       Inti yang terletak di atas pita kestabilan n/p > 1  (kelebihan neutron) stabil dengan cara:
·         Pemancaran sinar beta (elektron). Pada proses ini terjadi perubahan neutron menjadi proton.
·         Memancarkan neutron. Proses ini jarang terjadi di alam, hanya beberapa inti radioaktif yang mengalami proses ini.

b.      Inti yang terletak di bawah pita kestabilan n/p < 1  (kelebihan proton), stabil dengan cara:
·         Memancarkan positron. Pada proses ini terjadi perubahan proton menjadi netron.
·         Memancarkan proton (proses ini jarang terjadi)
·         Menangkap elektron. Elektron terdekat dengan inti (elektron di kulit K) ditangkap oleh inti atom sehingga terjadi perubahan.

c.       Inti yang terletak di seberang pita kestabilan (Z > 83) stabil dengan mengurangi massanya dengan cara memancarkan sinar α.

6.      Deret Keradioaktifan
Deret radioaktif merupakan deret nuklida radioaktif. Pada deret ini setiap anggotanya terbentuk dari hasil peluruhan nuklida sebelumnya. Deret akan berakhir dengan nuklida stabil. Ada empat deret radioaktif alamiah, yaitu deret torium, neptunium, uranium, dan aktinium.
  1. Deret Torium
Deret torium dimulai dari inti induk 232Th 90 dan berakhir pada inti 208Pb 83 . Deret ini juga disebut dengan deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.
  1. Deret Neptunium
Deret neptunium dimulai dari induk 237Np 93 dan berakhir pada inti 209Bi 83 . Deret ini juga disebut deret (4n +1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n +1.
  1. Deret Uranium
Deret uranium dimulai dari inti induk 235U 92 dan berakhir pada 207Pb 82 . Deret ini disebut juga deret (4n+2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n+2.
  1. Deret Aktinium
Deret aktinium dimulai dari inti induk U dan berakhir pada Pb. Deret ini juga disebut deret (4n+3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n+ 3.

7.      Reaksi Inti
a.       Reaksi peluruhan/desintegrasi adalah reaksi inti secara spontan memancarkan sinar/partikel tertentu.
1.      Reaksi transmutasi adalah reaksi penembakan inti dengan partikel menghasilkan nuklida baru yang bersifat radioaktif.
2.      Reaksi fisi adalah reaksi pembelahan inti yang besar menjadi dua nuklida yang lebih kecil dan bersifat radioaktif.
3.      Reaksi fusi adalah reaksi penggabungan inti yang kecil menjadi nuklida yang lebih besar.
Pada beberapa hal, reaksi inti berbeda dengan reaksi kimia biasa. Perbedaan kedua reaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Reaksi Inti
Reaksi Kimia Biasa
  1. Terjadi perubahan struktur inti atom membentuk unsure baru.
Contoh:
  1. Massa sebelum dan sesudah reaksi dapat berubah karena sebagian massa diubah menjadi energy.
  2. Tidak terjadi perubahan struktur inti atom (hanya perubahan pengelompokkan atom-atom).
Contoh:
Mg + 2 HCl → MgCl2 + H2
  1. Massa sebelum dan sesudag reaksi tetap.

8.      Radioisotop sebagai Perunut
Penggunaan radioisotop dalam suatu reaksi kimia, biologi dan sebagainya didasari pada asumsi bahwa dua isotop unsur yang sama menunjukkan reaksi yang identik secara keseluruhannya.
Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan radioisotop yaitu:
v  Molekul perunut molekul stabil sama secara kimia
v  Radioisotop yang digunakan tersebut memiliki waktu paruh dan energi radiasi yang diemisikan dapat diukur dengan baik.
v  Total jumlah radioisotop yang digunakan harus memberikan signal yang cukup untuk diukur.
Radiasi yang dipancarkan radioisotop dapat diikuti dengan detektor. Dengan demikian perpindahan/gerak radioisotop dapat terdeteksi.
Partikel α atau β yang masuk ke dalam tabung Geiger akan mengionkan gas dalam tabung tersebut. Ion yang terjadi memungkinkan pula arus listrik di antara dua elektroda. Pulsa listrik dikuatkan dengan amplifier selanjutnya akan terbaca pada pengukur.
9.      Penggunaan Tenaga Atom dan Radioisotop

a.       Sebagai Sumber Energi
Reaksi fisi dan fusi menghasilkan energi yang sangat besar. Energi dari reaksi ini dapat digunakan sebagai sumber energi yang dapat menggantikan bahan bakar minyak dan batu bara.
b.      Radiasi Mempengaruhi Materi
Radiasi dari radioisotop dapat mengionkan materi yang dilaluinya. Dengan demikian materi yang terkena radiasi dapat mengalami perubahan sifat.
c.       Materi Mempengaruhi Radiasi
Radiasi dari radioisotop yang melewati materi intensitasnya akan berkurang. Berkurangnya intensitas radiasi dapat untuk menentukan sifat materi yang dilalui, misalnya kerapatan dan ketebalan suatu materi.

10.  Radioisotop dalam bidang pertanian
No.
Radioisotop
Bidang
Kegunaan
1.
Co-60
Pertanian,biologi
Mengawetkan makanan
2.
C-14
Biologi
Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis
3.
P-32
Pertanian
Uji efisiensi pemupukan
4.
Cs-137
Pertanian,biologi
Mengawetkan makanan

Khusus dalam bidang pertanian, manfaat sinar radioaktif sangat besar, yaitu sebagai berikut:
a.       Mutasi tanaman (untuk menemukan varietas unggul). Salah satu cara untuk mendapatkan rangkaian sifat yang baik yaitu dengan mengubah faktor pembawa sifat (gen). Perubahan gen yang dapat menyebabkan perubahan sifat makhluk hidup dan diwariskan disebut mutasi. Sinar radioaktif yang biasanya digunakan untuk mutasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari radioaktif Cobalt-60. Contohnya adalah padi atomita dan kedelai muria.
b.      Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
c.       Pengawetan makanan. Dilakukan agar bahan makanan yang disimpan tidak mudah rusak. Pengawetan makanan secara tradisional seperti pengeringan, pemanasan, dan pengasapan masih memiliki kekurangan karena pada jenis makanan tertentu sifat makanan dapat berubah, ditumbuhi jamur, dan dapat diserang serangga. Penemuan cara pengawetan dengan teknik radiasi dapat meminimalkan kerusakan yang terjadi pada makanan.


Manfaat sinar radioaktif dalam pengawetan makanan adalah:
ü  Menghambat pertunasan pada beberapa bahan makanan, misalnya bawang, kentang, jahe, kunyit dan kencur.
ü  Memperpanjang masa simpan beberapa hasil pertanian segar, misalnya menunda kematangan buah.
ü  Mengurangi bakteri-bakteri pembusuk daging.
ü  Membebaskumankan atau sterilisasi rempah-rempah.
ü  Mengendalikan kuman-kuman penyebab penyakit dan kuman-kuman parasit yang ada dalam makanan.
Beberapa keuntungan menggunakan sinar radioaktif dalam pengawetan makanan antara lain:
ü  Sifat bahan makanan tidak berubah.
ü  Dapat meningkatkan mutu.
ü  Tidak menurunkan nilai gizi.
ü  Tidak menimbulkan zat sisa pengawet.
ü  Dapat dilakukan pada makanan yang dikemas sederhana.
ü  Mengetahui masa pemupukan yang paling baik.
Fakta contoh :
§  Stroberi tanpa radiasi, yang berjamur setelah di simpan beberapa hari
§  Stroberi yang tetap segar setelah penyimpanan dua minggu karena telah disterilisasi dengan cara radiasi.

d.      Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
Serta dengan menggunakan unsur-unsur radioaktif, juga dapat diketahui waktu yang paling tepat untuk melakukan pemupukan pada satu jenis tanaman.
Radioisotop dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar tanaman setelah ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah sampai ke dalam tumbuhan dapat ditelusuri dengan mencampurkan radioisotop fosfor-32 (P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. Dengan cara ini dapat diketahui pola penyebaran pupuk dan efektifitas pemupukan.
Radioisotop dapat juga digunakan untuk membuat benih tumbuhan dengan sifat yang lebih unggul dari induknya. Penyinaran radioaktif ke tanaman induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. lonisasi ini menyebabkan turunan berikutnya mempunyai sifat yang berbeda dengan induknya. Kekuatan radiasi diatur sedemikian rupa agar diperoleh sifat turunan yang unggul.
Untuk mendorong kemajuan di bidang pertanian di perlukan teknik pemupukan yang baik, pemberantasan hama tanaman yang tepat, dan penggunaan bibit unggul.
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan radioisotop Nitrogen  – 15 ( N – 15 ). Pupuk yang mengandung N – 15 di pantau dengan alat pancaca jika pancaca tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk sepenuhnya sudah di serap oleh tanaman. Pada saat itulah pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. dari upuya ini akan diketahui janka waktu pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman.
Kegunaan lain radioisotop dalam bidang pertanian adalah untuk pembuatan bibit unggul. Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman dari proses mutasi ini diharapkan dapat dperoleh tanaman dengan sifat – sifat yang menguntungkan misalnya tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki tunas lebih banyak. Selain itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk – produk pertanian.
11.   Bahaya Zat Radioaktif
Pencemaran zat radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan lagi.  yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang. Atau antara lain:
·         Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan tubuh.
·         Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
·         Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
·         Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.Efek serta
Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti berikut di bawah ini :
2.      Pusing-pusing
3.      Nafsu makan berkurang atau hilang
4.      Terjadi diare
5.      Badan panas atau demam
6.      Berat badan turun
7.      Kanker darah atau leukemia
8.      Meningkatnya denyut jantung atau nadi
9.      Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih   yang jumlahnya berkurang

12.  Produksi radioisotop
Radioisotop yang digunakan untuk berbagai keperluan diproduksi dalam reaktor atom. Produksi radioisotop di Indonesia dikelola oleh Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Sampai sekarang Indonesia telah memiliki 3 reaktor atom, yaitu sebagai berikut.
  1. Reaktor Trigamark II (Training Research Isotop Production General Atomic Type Mark II) di Bandung.
  2. Reaktor Kartini di Yogyakarta.
  3. Reaktor Serbaguna G.A. Siwabessy di Serpong.
Reaktor Kartini merupakan reaktor penelitian untuk keperluan riset, sedangkan reaktor Trigamark II dan reaktor serbaguna G.A. Siwabessy selain untuk penelitian juga untuk produksi radioisotop yang diperlukan oleh BATAN dan beberapa instansi seperti rumah sakit dan perguruan tinggi. Beberapa radioisotop yang telah diproduksi Reaktor Trigamark, antara lain I-131, I-125, P-32, Mo-99, S-35, Co-60, dan Fe-59. Selain itu, energy yang dihasilkan oleh reaksi nuklir dalam reaktor atom dapat digunakan untuk pembangkit listrik yang dikenal dengan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir).



BAB III
PENUTUP

1.             Kesimpulan
a.              Penggunaan Radioisotop zat radioaktif yang sangat luas dewasa ini dapat menimbulkan berbagai sensasi dalam kehidupan.
b.             Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam bidang pertanian antara lain yaitu :
·                  Mutasi tanaman (untuk menemukan varietas unggul).
·                  Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
·                  Pengawetan makanan
·                  Pemuliaan makanan
c.               Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai bidang kehidupan.

2.             Saran
Masih banyak hal- hal yang menarik mengenai radioisotop, terutama pada manfaatnya. Meskipun dibalik banyaknya manfaat terdapat bahaya yang cukup signifikan yang dapat membahayakan banyak hal. Disini masih banyak yang belum dituangkan penulis tentang segala yang terkait dengan radioisotop. Oleh karena itu, penulis juga berharap :
1.      DR. Iis Siti Jahro M.Si selaku Dosen mata kuliah Radiokimia  untuk menyempurnakan makalah ini apabila terdapat kesalahan.
2.      Para peneliti agar bisa menemukan terobosan-terobosan baru radioisotop untuk dimanfaatkan di masa depan.
3.      Pembaca maupun pembuat makalah selanjutnya memuatkan hal-hal yang lebih menarik terkait radioisotop di dalam makalahnya.


DAFTAR PUSTAKA

Allingger, Norman.1993. Organic Chemistry. New york: Gracindo
Badan Tenaga Atom Nasional. 1998. Pengembangan dan Penelitian Aplikasi Isotop Dan Radiasi. Jakarta: Jumatom
Gabriel, J.F, 1979. Fisika Kedokteran. New york: Udayana
Jalil, A.A. Abdul. Zat Radioaktif Dan Penggunaan Radioisotop Bagi Kesehatan. Sumatra Utara: Usu
Justiana, Muchtaridi. 2009. Kimia 1, kimia dasar jilid 1. Bogor: Yudhistira
Purba, Michae. 1994. Ilmu Kimia. Jakarta: Erlanggas
Siswanto. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sunandar. 2011. Kartu ajaib rumus kimia. Cimanggis, Depok: Media Pusindo
http://id.wikipedia.org/wiki/Radionuklida (diakses 27 feb 2013. 19.40)
http://id.wikipedia.org/wiki/Peluruhan_alfa (diakses 27 feb 2013. 19.45)
http://id.wikipedia.org/wiki/Peluruhan_gamma (diakses 27 feb 2013. 19.50)


4 komentar: